Maret 12, 2025

Ini 7 ekspresi budaya tradisional dari Kabupaten Bangka yang telah tercatat di Ditjen Kekayaan Intelktual .

0
IMG-20250310-WA0012

Pangkal Pinang,viralperistiwa.com- Kadiv Yankum Kanwil Kemenkum Babel Kaswo, Minggu (9/3) mengatakan bahwa pihaknya terus menggencarkan inventarisasi dan upaya mencatatkan Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) adalah Kekayaan Intelektual yang kepemilikannya bersifat komunal dan memiliki nilai ekonomis dengan tetap menjunjung tinggi nilai moral, sosial, dan budaya bangsa.

Kekayaan Intelektual Komunal terdiri atas Ekspresi Budaya Tradisional, Pengetahuan Tradisional, Sumber Daya Genetik, Indikasi Asal dan Potensi Indikasi Geografis.

Ekspresi Budaya Tradisional (EBT) adalah segala bentuk ekspresi karya cipta, baik berupa benda maupun tak benda, atau kombinasi keduanya, yang menunjukkan keberadaan suatu budaya tradisional yang dipegang secara komunal dan lintas generasi. EBT mengandung nilai, cara pandang, serta disusun, dipelihara, dan dikembangkan secara terus menerus.

Berikut ini adalah 7 Ekspresi Budaya Tradisional (EBT) dari kabupaten Bangka yakni Tari Kedidi, Rebo Kasan, Nganggung, Memarong, Nujuh Jerami, Tari Sambut Sepintu Sedulang dan Tari Cakter.

1.Tari Kedidi merupakan salah satu tari tradisi dari Kabupaten Bangka dari Desa Mendo, sudah diturunkan dari generasi ke generasi. Tari Kedidi mulai diangkat dan dikembangkan tahun 1995 dan masih dilestarikan. Tari ini ciptakan seorang jejaka petani dan nelayan yang di perkirakan hidup dimasa zaman kesultanan Palembang yang bernama Abu Latief.

Abu Latief terinspirasi dengan gerak burung kedidi yang atraktif dan lucu. Sebelum tercipta tari kedidi, gerakan-gerakan yang diperagakan merupakan gerak jurus-jurus silat kedidi yang dinamakan Pencak Kedidi. Bersamaan dengan itu pula tercipta musik yang mengiringi tari kedidi dengan iringan Musik Dambus lagu Tinggi Bawang dipadu dengan pukulan Gendang Seramo.

 

2.Rebo Kasan diambil dari kata Rebo Kasat yang berarti Rabu terakhir di Bulan Shafar. Tujuan dari kegiatan ini sebagai wujud rasa syukur masyarakat dengan cara memanjatkan doa (doa selamat & doa tolak bala), berzikir, dan sedekah (memberi makan) agar terhindar dari segala bala ,memantapkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Adapun rangkaian acaranya antara lain lantunan Azan, pencelupan air Wafaq, ceramah agama, doa dan zikir bersama, penarikan ketupat lepas, serta yang terakhir Sepintu Sedulang yang merupakan adat Bangka.

 

3.Nganggung adalah satu kegiatan yang ada di masyarakat Bangka dimana setiap orang atau Kepala Keluarga menyiapkan dulang yang berisi berbagai jenis makanan yang “dianggung” atau dibawakan ke tempat pertemuan seperti Masjid/Balai Desa untuk dimakan secara bersama-sama. Dan diatas dulang ditutup dengan Tudung Saji berwarna-warni Merah, Kuning dan Hijau. Asal muasal diadakan kegiatan Nganggung ini adalah sebagai cara atau strategi para alim ulama/sesepuh desa dalam menyiarkan Agama Islam dan sebagai upaya memakmurkan masjid serta memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan umat Islam (Ukuwah Islamiyah) dengan berlandaskan semangat kegotongroyongan.

 

4. Memarong

 

Memarong merupakan ekspresi karya cipta rumah tradisional orang Mapor, di Dusun Air Abik Desa Gunung Muda kecamatan Belinyu, Dusun Pejem Desa Gunung Pelawan Kecamatan Belinyu dan Dusun Tuing, Desa Mapur kecamatan Riau Silip Kabupaten Bangka

berbentuk panggung 1 meter, bertiang kayu, berdinding kulit pohon, berlantai kayu Ibul dan beratap daun Nipah/Rembiak. Ukuran standar 5 x 5 meter dan bisa ditambah dengan dapur atau sesuai kebutuhan. Memarong bertiang 9 buah terdiri 1 tiang Mak (Bapak) berada tengah depan, 1 tiang Nuk (Ibu) berada di tengah, 1 tiang Anak Tue berada di tengah belakang dan 6 tiang anak lainnya di kanan kiri. Kesembilan tiang tersebut dirakit dengan sambungan ikatan dari rotan. Ciri khas dari rumah tradisional ini adalah atap depan dan belakang disebut Tibing layar yang melengkung serta dinding miring (Julak/Tolak).

Bentuk bangunan panggung merupakan respon dari lingkungan fisik masyarakatnya yang bermukim di hutan tropis, menghindari banjir dan serangan hewan liar. Atap besar dan curam melindungi dari hujan lebat. Selain itu dipengaruhi mata pencaharian berume atau ladang berpindah-pindah, kekerabatan, relasi sosial dan tradisi adat turun temurun.

 

 

 

5.Nujuh Jerami adalah acara tahunan yang diselenggarakan masyarakat Suku Lum di Dusun Air Abik, Dusun Pejem, Dusun Bukit Tulang dan beberapa desa lainnya di Kecamatan Belinyu. Nuju Jerami dilaksanakan sejak dulu sebagai proses ritual pengharapan atau permohonan kepada yang maha kuasa agar diberikan keberkahan kepada padi yang telah di panen dengan harapan pada tahun yang akan datang hasil panen padi mereka akan melimpah ruah. Diselenggarakan pada setiap tanggal 13 , 14 dan 15 yang dihitung berdasarkan penanggalan China . Hal ini dikarenakan pada zaman dahulu telah terjalin kerja sama antara dua suku yaitu penduduk suku Lum dengan etnis China sehingga terjadi pembauran.

 

6.Tari Sambut Sepintu Sedulang merupakan tarian tradisional kabupaten Bangka yang berfungsi sebagai tari penyambutan. Tari sambut ini merupakan ungkapan komunikasi non verbal terhadap adat istiadat budaya setempat yang berlaku di tengah masyarakatnya. Tari sambut Sepintu Sedulang memiliki ragam gerak dan pola lantai yang terbilang sederhana dengan beberapa karakter gerak didalamnya yaitu gerak silat yang tegas dan gerak tubuh gemulai yang mensimbolisasikan dari ke anggunan sikap melayu serta pola lantai yang menggambarkan kesederhanaan dari budaya melayu Bangka.

 

7.Tari Cakter merupakan bentuk tari berpasangan yang ditarikan oleh muda-mudi. Biasanya ditarikan pada momen pesta panen sahang sebagai fungsi tari hiburan dan pertunjukan tari. Gerakan pada tari Cakter ini termasuk dalam ciri gerak stilatif dengan jenis gerak maknawi, dimana setiap gerak yang di ciptakan memiliki maksud dan makna tertentu dengan mempertimbangkan unsur keindahan dalam gerakan tersebut. Penamaan tari Cakter diambil dari kepanjangan Bedincak sambil Beputer, diciptakan sekitar tahun 1970 di Sungailiat Kabupaten Bangka.

Kakanwil Kemenkum Babel Harun Sulianto menjelaskan bahwa pencatatan Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) bertujuan untuk memberikan pelindungan hukum sehingga mencegah penyalahgunaannya oleh pihak lain. KIK merupakan warisan budaya berharga dan merupakan identitas masyarakat di Bangka Belitung . “ semoga dengan pencatatan ini akan memberikan nilai tambah secara ekonomi “ harap Harun Sulianto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *