HP Ilegal Tetap Masuk meski 365 Dimusnahkan: Dugaan Permainan Oknum Pegawai Lapas Pangkalpinang Menguat
Pangkalpinang, Viralperistiwa.com — Lapas Narkotika Kelas IIA Pangkalpinang kembali menegaskan komitmen menjaga keamanan dan ketertiban dengan memusnahkan barang-barang terlarang hasil penggeledahan blok hunian warga binaan, Rabu (09/07).
Sebanyak 365 unit handphone ilegal hasil razia rutin dan insidental sepanjang 2024 hingga Juni 2025 dimusnahkan di halaman lapas.
Namun, hanya beberapa jam setelah pemusnahan, aktivitas komunikasi menggunakan HP ilegal sudah kembali terpantau di blok hunian. Aktivitas ini menimbulkan tanda tanya besar terhadap efektivitas pengawasan di lapas tersebut.
Ironisnya, kebutuhan pokok seperti mi instan pun sulit menembus aturan ketat untuk bisa masuk ke dalam sel. Sementara HP, yang jelas-jelas dilarang, justru bisa kembali beredar dengan cepat. Hal ini memperkuat dugaan adanya kerja sama antara warga binaan pemasyarakatan (WBP) dan oknum pegawai untuk menyelundupkan barang terlarang ke dalam lapas.
Sistem yang seharusnya steril diduga telah ‘dispesialkan’ untuk meloloskan orang-orang tertentu demi keuntungan. Razia besar-besaran yang dilakukan pun diduga kerap bocor lebih dulu ke pihak WBP, sehingga mereka bisa menyembunyikan barang terlarang sebelum petugas tiba. Kebocoran informasi ini semakin memperkuat dugaan keterlibatan oknum pegawai dalam praktik penyelundupan di dalam lapas.
Publik menilai bahwa pemusnahan barang terlarang seharusnya tidak berhenti pada kegiatan seremonial saja, tetapi juga disertai langkah nyata menindak oknum-oknum nakal yang merusak integritas lembaga pemasyarakatan.
Belakangan juga mencuat keributan antara dua WBP, Fit Boncel dan Johan, yang berujung perkelahian di blok hunian. Keduanya disebut-sebut terlibat sengketa karena uang narkoba yang belum dibayarkan. Ironisnya, usai kejadian itu hanya Fit Boncel yang dipindahkan ke Lapas Bukit Semut, sementara Johan tetap berada di dalam blok yang sama, memunculkan dugaan perlakuan tidak adil.
Publik pun bertanya-tanya, ada apa sebenarnya di balik insiden ini? Apakah salah satu dari mereka selama ini mendapat perlakuan khusus hingga dijadikan semacam “ATM berjalan” oleh pihak tertentu, sehingga hanya satu pihak yang dikorbankan? Jawaban atas dugaan-dugaan ini semakin mendesak untuk diungkap demi menjaga kepercayaan terhadap lembaga pemasyarakatan.
Penulis: Ikhroby
