Tugas Satgas Nanggala Dipertanyakan, Masyarakat Desak Pembubaran

Pangkalpinang,Viralperistiwa.com – Keberadaan Satgas Nanggala milik PT Timah kembali menuai sorotan publik. Hal ini mencuat setelah beredarnya video berdurasi 02.24 menit dari akun TikTok @batara_toboali yang memuat seruan aksi demonstrasi di depan kantor PT Timah pada Senin, 6 Oktober mendatang.
Dalam video tersebut, orator aksi menyampaikan tiga tuntutan utama masyarakat. Pertama, persoalan harga timah yang dinilai terlalu murah dibanding harga pasaran global. Kedua, desakan agar Satgas Nanggala dibubarkan karena dianggap menekan aktivitas penambang rakyat.
Ketiga, menuntut agar sebagian besar IUP (Izin Usaha Pertambangan) yang saat ini dikuasai PT Timah dibagi dengan pemerintah daerah untuk dialokasikan kepada masyarakat melalui skema WPR atau IPR.
Sorotan paling tajam tertuju pada keberadaan Satgas Nanggala. Satuan tugas yang dibentuk internal PT Timah itu disebut-sebut justru menjadi penghalang masyarakat untuk mencari nafkah.
“Rakyat boleh menambang di luar wilayah PT Timah dan boleh menjual timahnya ke perusahaan. Namun faktanya, kolektor tidak berani membeli karena khawatir ditangkap Satgas Nanggala,” ujar orator dalam video yang kini ramai dibicarakan.
Masyarakat mempertanyakan, apakah benar fungsi Satgas Nanggala untuk menjaga aset negara atau justru mempersempit ruang gerak penambang rakyat. Pasalnya, kehadiran satgas ini disebut membuat iklim usaha semakin tertekan dan menimbulkan rasa takut di kalangan kolektor maupun penambang kecil.
Selain itu, dominasi PT Timah atas hampir 90 persen IUP di Bangka Belitung juga dipandang tidak adil. Desakan agar sebagian izin usaha dialihkan ke daerah dengan pola WPR–IPR dinilai sebagai langkah yang lebih bijak agar rakyat memiliki ruang legal dalam bekerja.
Dengan munculnya kritik terbuka ini, publik menanti jawaban dari manajemen PT Timah maupun pemerintah pusat: Apakah Satgas Nanggala benar-benar bekerja untuk kepentingan negara, atau justru menekan masyarakat yang sedang berusaha mencari rezeki di tanahnya sendiri?