Kridus Murka: Video Batara Harahap Dinilai Provokatif dan Ganggu Ketenteraman Bangka Belitung
Bangka Belitung, viralperistiwa.com – Ketegangan di ruang publik kembali meningkat setelah konten terbaru Batara Harahap di TikTok memicu gelombang reaksi keras. Kridus, salah satu masyarakat yang mengikuti perkembangan isu timah, lingkungan, dan dinamika pemerintahan di Bangka Belitung, mengaku kecewa dan kesal atas video Batara yang dinilainya semakin liar dan memprovokasi.
Kridus menegaskan bahwa video-video Batara selama ini selalu memantik kemarahan banyak pihak, karena dinilai mengkritik tanpa dasar, menyerang semua sisi dari isu timah hingga kebijakan pemerintah daerah.
“Setiap nongol video baru, bukannya bikin terang, tapi malah bikin panas. Kami masyarakat jadi gelisah karena narasinya memecah, bukan memperbaiki,” ujar Kridus.
Dalam keterangannya, Kridus menyebut Batara Harahap diduga bertindak sebagai provokator yang mengganggu ketenteraman masyarakat Bangka Belitung. Menurutnya, konten Batara sering kali seolah mengarahkan opini publik bahwa pemerintah tidak bekerja, tanpa memberikan data yang jelas.
“Orang-orang yang ndak paham jadi ikut resah. Ini bukan kritik, tapi seperti sengaja memancing emosi,” jelas Kridus.
Emosi Kridus bertambah ketika Batara Harahap membawa-bawa nama Gubernur Bangka Belitung dalam video yang menyinggung aksi demonstrasi bulan lalu. Menurutnya, tindakan itu sudah kelewat batas.
Merasa terus dituding lewat video, Kridus akhirnya menantang Batara Harahap untuk bertemu langsung dan menyelesaikan masalah secara terbuka.
“Jangan cuma main TikTok. Kalau gentleman, ayo tatap muka. Selesaikan baik-baik, bukan main provokasi,” katanya.
Di tengah polemik itu, Kridus juga menegaskan bahwa aksi demonstrasi tanggal 6 resmi dibatalkan. Alasannya, Bangka Belitung akan kedatangan tamu negara, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
Kridus menilai tak pantas bila kunjungan presiden disambut dengan kegaduhan.
“Beliau tamu terhormat. Ndak enak kalau saat Presiden datang, Bangka Justru terlihat ribut dan gaduh karena aksi massa.
Kita ini daerah beradat, tahu diri. Persoalan tuntutan bisa dibicarakan di tingkat provinsi tanpa harus bikin suasana buruk saat kepala negara datang,” ujar Kridus.
Ia juga menambahkan bahwa pemerintah provinsi sudah membuka pintu dialog, sehingga aspirasi tetap bisa disampaikan tanpa harus menurunkan massa.
“Ada waktu untuk aksi, ada waktu untuk menghormati tamu negara. Kita tunjukkan Bangka Belitung ini daerah yang santun dan tau etika,” tambahnya.
